Kamis, 24 Januari 2013

virtualisasi beserta softwarenya



Teknologi virtualisasi diperkirakan menjadi teknologi yang semakin tren pada masa mendatang. Selain penghematan biaya (listrik atau pembelian server baru), teknologi virtualisasi juga memudahkan deploy-and-destroy untuk keperluan pengujian dan pengembangan aplikasi.

Melihat tren ini, vendor-vendor hardware juga mendukung teknologi virtualisasi ini. Intel dan AMD adalah vendor yang menjadi pionir dalam mendukung teknologi virtualisasi melalui produk processor yang dihasilkannya. 

Sebelum processor dapat menunjang virtualisasi, tulang punggung dari virtualisasi adalah software. Semua dikontrol melalui software virtualisasi. Namun, pada tahun 2006, AMD memproduksi AMD Virtualization (AMD-V) sebuah processor yang mula-mula berkodekan “Pacifica” yang diklaim sebagai processor pertama yang mendukung teknologi virtualisasi. Kemampuan AMD-V ini tersedia pada keluarga processor Athlon 64 dan Athlon 64 X2, Turion 64 X2, generasi ke-2 dan ke-3 Opteron, processor Phenom dan Phenom II. Sedangkan untuk Intel, processor dengan teknologi virtualisasi ini mulanya dikenal dengan kode “Vanderpool”. Lalu Intel meluncurkan dukungan teknologi virtualisasi ini dengan brand VT-x pada tahun 2006 yang dikhusukan untuk platform x86. Perlu dicatat bahwa tidak semua processor Intel terbaru dapat mendukung teknologi virtualisasi. Beberapa processor yang mendukung VT-x adalah beberapa tipe Core 2 Duo, Core 2 Quad, Core 2 Extreme, seri Xeon (3000, 5000, 7000), processor Intel i7, processor Dual Core E6300, dan beberapa versi E5300 dan E5400. Fitur dukungan virtualisasi ini perlu diaktifkan terlebih dahulu melalui BIOS, sebelum aplikasi dapat memanfaatkannya karena beberapa produsen motherboard/BIOS/chipset secara default men-disable fitur ini. 

Dari dukungan processor tersebut, kemudian muncullah istilah “hardware-assisted virtualization” atau orang biasa menyebut “hardware virtualization” yang sebenarnya kurang begitu cocok karena menimbulkan kesan bahwa hardware-lah yang berfungsi sebagai virtualisasi. Padahal maksud dari “hardware-assisted virtualization” sebenarnya adalah processor yang lebih dioptimasi untuk menangani lingkungan virtual. Dan itu hanya dapat dilakukan ketika software virtualisasi dijalankan. 

Ada beberapa software yang cukup populer yang digunakan untuk melakukan virtualisasi ini antara lain :

  • Microsoft Hyper-V atau yang sebelumnya bernama Windows Server Virtualization merupakan virtualisasi yang bersifat hypervisor-based untuk sistem x64. Versi beta dari Hyper-V dipasarkan dengan edisi Windows Server 2008, dan versi finalnya dirilis tanggal 26 Juni 2008. Microsoft menyatakan bahwa produk ini merupakan suatu usaha dari Microsoft untuk menyediakan sebuah sistem operasi terbaik yang mendukung teknologi virtualisasi.
  • Virtual Box merupakan software virtualisasi yang mulanya dibuat oleh perusahaan software Jerman, yaitu Innotex. Saat ini, Virtual Box dikembangkan secara penuh oleh Sun xVM. Sistem operasi host yang didukung oleh Virtual Box adalah Linux, MAC OS X, OS/2 Warp, Windows XP atau Vista, serta Solaris. Sedangkan untuk sistem operasi guest yang didukung termasuk DragonFlyBSD, FreeBSD, Linux, OpenBSD, OS/2 Warp, Windows, dan Solaris. Versi terakhir dari Virtual Box ini dapat mendukung Windows 7 beta. Menurut survei di tahun 2007 yang diadakan oleh DesktopLinux.com, VirtualBox menduduki software virtualisasi terpopuler ke-3.

ref : http://soulofmyheart.blogspot.com/2010/04/software-virtualisasi-dan-mitos-seputar.html

1 komentar:

  1. salam kenal mbak...
    tambah satu lagi vmware (paling keren).bisa untuk workstation dan server..
    yang yang sih vmware, dari windows jadul buat progam lama saampai linux semua bisa..

    BalasHapus